Liputan6.com, Jakarta Menurut ahli, marah saat lapar bukan sekadar alasan atau ‘drama’ orang dewasa, melainkan ada dasar biologis yang nyata. Rasa lapar yang ekstrem dapat menurunkan kadar gula darah sehingga memicu perubahan hormon dalam tubuh.
“Ketika belum makan cukup lama, kadar gula (glukosa) dalam darah akan menurun,” kata dokter spesialis gastroenterologi, Christine Lee.
Dilansir dari Cleveland Clinic, kondisi ini bisa memicu pelepasan hormon kortisol dan adrenalin, yang dikenal sebagai hormon stres serta hormon fight-or-flight. Kedua hormon ini dilepaskan untuk membantu menyeimbangkan kembali kadar gula darah.Itulah sebabnya, lapar bisa memengaruhi suasana hati seseorang.
Jika kadar gula terlalu rendah, fungsi otak bagian pengendali emosi dan perilaku bisa terganggu. Hasilnya, orang jadi lebih mudah marah, tersinggung, atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil.
Namun, tidak semua orang merasakan hal yang sama. Beberapa mungkin hanya merasa lemas atau mengantuk, sementara yang lain bisa jadi lebih emosional.
Kondisi ini sangat bergantung pada sensitivitas tubuh masing-masing dan bagaimana seseorang mengendalikan dorongan emosinya.