Liputan6.com, Jakarta Keamanan donor darah tidak hanya ditentukan dari proses laboratorium, tetapi juga kondisi pendonor itu sendiri. Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) RSCM, dr Elida Marpaung, M. Biomed, menjelaskan bahwa calon pendonor wajib mempersiapkan diri sebelum mendonorkan darah.
“Kadang banyak yang donor pingsan karena kurang tidur. Minimal tidurnya 5-6 jam dulu, jangan habis begadang langsung donor,” jelasnya.
Selain itu, pendonor juga diminta jujur saat mengisi formulir. Elida menyebutkan hampir 90 persen pendonor yang mengisi formulir tidak jujur. Data yang tidak sesuai sering berujung pada hasil pemeriksaan darah yang reaktif.
“Pengisian formulir harus jujur. Kalau tidak sesuai, hasilnya bisa reaktif dan malah tidak bisa dipakai,” katanya.
Di luar itu, ada sejumlah syarat medis yang harus dipenuhi, seperti usia 17-60 tahun, berat badan minimal 45 kg, sehat jasmani dan rohani, serta tidak mengonsumsi obat-obatan.
Menurut Elida, masyarakat tidak perlu takut untuk mendonorkan darahnya. Justru ini akan memberi banyak manfaat kesehatan, seperti memperlancar peredaran darah dan menurunkan risiko penyakit jantung.