HomeKesehatanPenelitian Ungkap Laki-Laki Lebih Rawan Meninggal karena Sindrom Patah Hati

Penelitian Ungkap Laki-Laki Lebih Rawan Meninggal karena Sindrom Patah Hati

Menurut para ahli jantung, misteri di balik sindrom ini membuatnya sulit untuk diatasi maupun dicegah. Terkadang, dokter meresepkan obat untuk masalah jantung lainnya, atau menyarankan untuk bermeditasi dan berbincang dengan profesional kesehatan mental. 

“Sejauh ini kami belum menemukan apa pun – pengobatan apa pun, perawatan khusus apa pun – yang dapat mengurangi komplikasi atau mengurangi angka kematian,” kata Movahed. 

Melalui penelitian terbarunya, ditemukan fakta bahwa angka kematian akibat sindrom patah hati dari tahun 2016 hingga 2020, cenderung stabil. Movahed menyebut, kondisi tersebut berarti pengobatan saat ini masih tidak memadai. 

Namun, Wittstein mengatakan, penelitian tersebut bergantung pada kode diagnostik yang diberikan kepada pasien di Rumah Sakit, yang terkadang dapat melewatkan gambaran lengkap tentang penyebab kematian. 

“Saya cukup yakin bahwa beberapa orang ini pulih dari sindrom patah hati dan kemudian meninggal karena komplikasi penyakit lain,” katanya. 

Saran terbaik dari para ahli jantung sejauh ini adalah pergi ke rumah sakit saat mengalami nyeri dada atau sesak napas, serta tidak menganggapnya sebagai gejala stres. 

“Anda tidak bisa membedakannya dengan serangan jantung biasa sampai Anda tiba di rumah sakit dan menjalani serangkaian tes. Jadi, tidak tepat untuk tetap di rumah saat Anda mengalami nyeri dada,” kata Reynolds. 

Source link

berita