:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3246760/original/073921100_1600851030-melanie-wasser-j8a-TEakg78-unsplash.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Takut gelap merupakan ketakutan yang dialami banyak orang, terutama anak-anak dan bisa bertahan hingga dewasa. Para ahli menjelaskan, rasa takut ini berakar dari faktor evolusi, pengalaman hidup, hingga pengaruh budaya populer seperti film horor.
Seorang profesor psikologi di Toronto Metropolitan University, Martin Antony, menjelaskan bahwa rasa takut gelap sebagai prepared fear atau ketakutan yang manusia bawa sejak masa nenek moyang kita.
“Kita memang secara evolusi diprogram untuk lebih mudah mengembangkan rasa takut terhadap hal-hal tertentu, termasuk kegelapan,” katanya.
Dilansir dari Huff Post, hal serupa juga diungkapkan oleh psikolog klinis dari National Institutes of Mentah Health, Krystal Lewis. Menurutnya, ketakutan ini wajar pada anak-anak dan bagian dari perkembangan.
“Kami melihat cukup banyak anak yang takut gelap dan itu hal yang normal secara perkembangan,” katanya.
Namun, rasa takut tak selalu berhenti di masa kecil. Psikolog klinis, John Mayer, menyebut sekitar 11 persen populasi orang dewasa di Amerika Serikat masih takut pada kegelapan. Ketakutan ini bahkan bisa terkait dengan pengalaman traumatis, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari.

