Dalam upaya mewujudkan LRT Sumatera Selatan yang semakin menjangkau masyarakat, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palembang untuk menyediakan layanan angkutan penumpang (feeder). Saat ini, terdapat 7 koridor feeder di mana 2 di antaranya disediakan oleh Pemerintah Kota untuk mencakup kompleks perumahan, guna memudahkan akses masyarakat menuju LRT Sumsel.
“Keberadaan feeder sangat penting untuk mendukung pelayanan LRT Sumatera Selatan. Dari jumlah penumpang harian LRT, sekitar 31% atau sebanyak 3.380 orang merupakan penumpang feeder yang melanjutkan perjalanan menggunakan LRT,” kata Kepala BPKARSS, Rode Paulus saat kegiatan Ngobras (Ngobrol Bareng Media dan Komunitas) dengan tema “Optimalisasi Pelayanan LRT Palembang Melalui Integrasi Antar-Moda” di Wyndham Hotel Palembang pada tanggal 6 Desember 2023.
Sesuai rekomendasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sumsel, saat ini Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) terus mempelajari rencana pemberlakuan tarif feeder LRT sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55 Tahun 2023 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Bersifat Volatil Atas Layanan Angkutan Perkotaan Dengan Skema Pembelian Layanan (Buy The Service) Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan.
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU), BPKARSS juga didorong untuk memiliki penghasilan. Pemberlakuan tarif feeder ini diharapkan mampu membantu Pemerintah dalam mengurangi subsidi yang sudah ada selama ini.
“Tentu angka tarifnya masih belum ditentukan, namun diperkirakan sekitar Rp. 2000 sampai Rp. 4000,” ungkap Rode.
Selain integrasi dengan antar-moda feeder, LRT Sumatera Selatan juga terintegrasi dengan Bandara sehingga memudahkan masyarakat dari dan menuju bandara dengan jadwal keberangkatan yang disesuaikan dengan jadwal penerbangan.
