Festival Setara dan Berdaya digelar selama dua hari, tepatnya pada 11-12 Desember 2023, di Komplek Media Group, Kedoya, Jakarta Barat. Kementerian Sosial ikut ambil bagian dalam acara yang digelar dengan rangkaian talkshow, pameran bazar, pijat refleksi, stand up comedy hingga penampilan puisi, tarian serta angklung yang dimainkan oleh anak-anak penyandang disabilitas.
Pada pembukaan hadir Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia dan Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia. Festival Setara Berdaya juga kedatangan tamu spesial dari Putri Ariani. Selain itu, hadir Fery Farhati Ganis Baswedan yang juga penyandang gangguan pendengaran sehingga harus memakai alat bantu dengar atau hearing aid untuk menunjang aktivitasnya usai melahirkan anak pertamanya.
“Ternyata low profile sekali, terasa sentuhan dan tatapan beliau yang keibuan. Alhamdulillah tadi belanja di stand kami, sebenarnya bukan nilai tapi bagaimana perhatian, kasih sayang seorang ibu terhadap masyarakat disabilitas, tidak ada perbedaan dan tidak ada diskriminasi dari seorang calon ibu negara. Beliau beli kain sutra Singapura dan kain katun,” ujar Nurjannah, Penerima Manfaat (PM) dari Sentra Wasana Bahagia di Ternate, Selasa (12/12).
Hal senada disampaikan oleh Ary, petugas yang menjaga stan dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Dia mengatakan bahwa kehadiran Fery Farhati sangat bearti karena ikut mendukung karya dari penyandang disabilitas.
“Mampir di stand kami dan beli kain eco print dan kain sutra. Beliau support untuk usaha kecil menengah dan juga melihat langsung waktu praktik membatik yang tidak gampang dan beliau sangat menghargai karya-karya dari para penyandang disabilitas,” ujar Ary.
Sementara itu, Santy petugas penjaga stand dari Sentra Terpadu Inten Suweno (STIS) Bogor menyampaikan bahwa Ibu Fery juga mensupport inovasi Kemensos yang dinilai sangat luar biasa untuk bantu disabilitas.
“Semangat terus Kemensos untuk berkarya bagi anak-anak penyandang disabilitas, juga mendukung serta menyarankan untuk bantu aksesibilitas yang membutuhkan alat bantu berupa gelang grita dan gruwi. Beliau sendiri sebagai penyandang disabilitas rungu yang harus selalu memakai alat bantu dengar,” kata Santy.
(*)
