Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menemui petani tembakau di wilayah Magelang, Temanggung, dan Wonosobo di Jawa Tengah, pada Minggu (24/12/2023). Ratusan petani yang berasal dari wilayah lereng gunung Sindoro-Sumbing ini menyampaikan keluhannya terkait harga tembakau dan sulitnya pupuk subsidi.
Airlangga mengaku keluhan terkait harga tembakau yang anjlok dan sulitnya akses terhadap pupuk bersubsidi memang bukan hanya terjadi di wilayah Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Airlangga menegaskan, keluhan itu juga dialami petani di wilayah lain.
Di hadapan ratusan petani saat menggelar dialog di Muntilan, Magelang, Airlangga mengaku akan mengupayakan solusi dari keluhan para petani. Salah satu solusi yakni, dia menyarankan para petani membentuk koperasi atau kelompok kerja. Menurutnya, dengan koperasi atau kelompok kerja, daya tawar para petani akan lebih tinggi di hadapan perusahaan.
Selain itu, Ketum Golkar juga menyarankan, petani agar tidak tergantung pada keberadaan perusahaan besar saja. Menurutnya, hasil produksi petani bisa ditawarkan kepada perusahaan kelas menengah.
“Perusahaan rokok kelas menengah, nilai tawarnya akan lebih tinggi untuk petani, jangan hanya ke pemain besar,” tutur Airlangga di Muntilan, Magelang, Minggu (24/12/2023).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini menambahkan, akan mendorong pemerintah untuk lebih memperhatikan harga komoditas tembakau. Airlangga mengaku, selama ini, pemerintah mengontrol harga beras untuk menjaga daya beli masyarakat karena merupakan kebutuhan pokok. Namun, melihat kontribusi cukai rokok, sektor pertanian tembakau menjadi komoditas penting.
Airlangga mengatakan, alasan rendahnya harga tembakau karena industri selalu beralasan pemerintah menaikkan cukai rokok. Kini, pemerintah sudah mengambil kebijakan kenaikan cukai rokok tidak dilakukan tiap tahun. “Pemerintah mendorong kebijakan cukai yang panjang, yakni dua sampai tiga tahun. Jadi, kita tidak negosiasi kenaikan cukai rokok tiap tahun,” tegas Airlangga.