Pengeroyokan terhadap seorang pemotor relawan Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Boyolali, Jawa Tengah, menjadi viral di media sosial. Kodam IV/Diponegoro mengklaim bahwa insiden tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman antara pihak TNI dan pemotor tersebut.
“Informasi sementara yang diterima, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak,” kata Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Richard Harison dalam keterangannya, Minggu (31/12/2023).
Dari hasil penyelidikan sementara, pengeroyokan tersebut terjadi sekira pukul 11.19 WIB, Sabtu (30/12) kemarin. Sejumlah prajurit sedang bermain voli, kemudian rombongan pemotor berknalpot bising melintas di jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali. Para prajurit keluar gerbang karena merasa terganggu.
Namun, ada dua pemotor dengan knalpot bising yang masih dalam rombongan itu kembali melintas di belakang, sehingga ditegur oleh prajurit. Kemudian, dua orang pengendara sepeda motor dengan knalpot brong juga ditegur karena sedang memain-mainkan gas sepeda motornya. Cekcok mulut pun terjadi dan berujung pada tindak penganiayaan oleh oknum anggota TNI.
“Anggota TNI tersebut pada awalnya hanya menegur agar kedua orang tersebut tertib berlalu-lintas dengan tidak memain-mainkan gas sepeda motornya yang dikendarai (knalpot brong), karena menimbulkan suara bising dan mengganggu orang-orang di sekitar jalan,” tambahnya.