Menanggapi penolakan awal dan sikap tim sukses pasangan calon yang menolak pencairan bantuan sosial, Saleh menegaskan bahwa PAN hanya ingin melanjutkan program yang telah ada. Kritik dari pasangan calon lain tidak diterima oleh masyarakat, dan setelah penolakan tersebut, pasangan calon dan tim sukses di luar Prabowo-Gibran justru mengubah pendiriannya, menginginkan kelanjutan bantuan sosial.
“Itu sah-sah saja. Ini adalah pandangan dan penilaian masyarakat. Jika masyarakat ingin program bantuan sosial dilanjutkan, maka perlu ditekankan untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang berkomitmen untuk melanjutkan keberhasilan Pak Jokowi. Dari ketiga pasangan calon, yang jelas berkomitmen adalah Prabowo-Gibran,” jelas Saleh.
Selanjutnya, Saleh mengajukan pertanyaan kritis, menyoroti siapa yang sebenarnya mempolitikkan isu ini, dengan menekankan bahwa evaluasi kerja yang tulus untuk masyarakat perlu dilakukan oleh publik.
“Dalam konteks ini, siapa sebenarnya yang mempolitikkan? Kami hanya ingin melanjutkan program yang sudah berjalan,” ucapnya.
Menurut pandangannya, Saleh menegaskan bahwa PAN bertujuan untuk melanjutkan program yang sudah teruji, dan kritik dari pihak lain yang kemudian berubah pendiriannya, menciptakan pertanyaan tentang integritas dan keseriusan dalam melayani masyarakat.
Seluruh dinamika ini, menurut Saleh, seharusnya menjadi pertimbangan bagi masyarakat dalam menilai siapa yang benar-benar bekerja tulus demi kesejahteraan masyarakat, dan siapa yang hanya berbicara demi kepentingan politik semata.
“Lalu mereka dikritik oleh pasangan calon lain. Namun, kritiknya tidak diterima masyarakat. Lalu, tanpa merasa berdosa, beralih lagi untuk mendukung kelanjutan pencairan bantuan sosial. Ya, silakan masyarakat yang menilai. Mana yang tulus bekerja untuk masyarakat, mana yang hanya bicara untuk mengantisipasi dampak politik saja,” pungkasnya.