Peran Ayah dalam Stimulasi Pijat Bayi Penting untuk Kesehatan dan Perkembangan Anak
Peran ayah dalam mengasuh anak tidak hanya sebatas sebagai pencari nafkah. Pada era modern, pemahaman mengenai peran ayah semakin penting dalam membangun kedekatan dan stimulasi perkembangan anak, salah satunya melalui pijat bayi.
Dokter spesialis anak konsultan Dr dr Fitri Hartanto, Sp.A(K) menyatakan bahwa stimulasi pijat pada bayi yang dilakukan oleh ayah memiliki manfaat signifikan dibandingkan jika dilakukan oleh orang lain. Menurutnya, pemijatan atau stimulasi pijat yang dilakukan oleh ayah memiliki tingkat ekspresi kehangatan dan penerimaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan orang lain.
Pijat bayi bukan hanya tentang usapan lembut di kulit, melainkan bentuk stimulasi yang dapat membantu perkembangan bayi secara optimal. Stimulasi ini memberikan manfaat untuk kesehatan fisik serta membangun ikatan emosional antara anak dan orangtua serta meningkatkan kecerdasan bayi.
Fitri menjelaskan bahwa stimulasi pijat bayi harus melibatkan 3 jenis rangsangan yaitu visual, pendengaran, dan sentuhan. Ketiga rangsangan tersebut sangat memengaruhi perkembangan anak dalam komunikasi maupun aspek kognitif.
Stimulasi pijat bayi akan lebih menguntungkan ketika dilakukan pada awal kehidupan anak. Fitri menyarankan bahwa usia tertua anak untuk mendapat stimulasi pijat adalah sampai mereka berusia 2 tahun atau saat mereka sudah melewati 1000 hari awal kehidupan. Sedangkan untuk usia paling awal anak untuk mendapatkan stimulasi pijat bayi adalah tidak lama setelah lahir.
Usia terawal untuk stimulasi pijat bayi dimulai pada saat bayi lahir, dengan stimulasi awal atau stimulasi dini dalam bentuk inisiasi menyusu dini. Interaksi antara ayah dan anak ketika melakukan stimulasi pijat dapat meningkatkan produksi hormon endorfin pada anak, sehingga memperkuat ikatan emosional dan mempercepat perkembangan anak.
