Hasil skrining Kementerian Kesehatan RI mengenai gejala depresi yang dialami oleh 2.716 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) sedang menjadi topik pembicaraan yang hangat. Dari total 12.121 mahasiswa PPDS yang bertugas di 28 rumah sakit vertikal, sebanyak 22,4 persen mengalami gejala depresi.
Tommy Dharmawan, Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan depresi pada mahasiswa PPDS adalah tidak adanya pemasukan. Untuk mengatasi hal ini, Tommy merekomendasikan agar peserta PPDS mendapatkan gaji dari rumah sakit tempat mereka bekerja.
Tommy menekankan pentingnya memberikan gaji kepada para calon dokter spesialis ini karena sebagian besar dari mereka berada dalam rentang usia dewasa, sudah berkeluarga, dan membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di negara lain seperti Malaysia dan Singapura, para calon dokter spesialis menerima gaji dari rumah sakit tempat mereka bertugas.
Di Indonesia, PPDS adalah satu-satunya negara di dunia yang tidak memberikan gaji kepada para mahasiswa PPDS, meskipun Undang-Undang Pendidikan Kedokteran Tahun 2013 menetapkan bahwa pemerintah wajib memberikan gaji kepada mereka. Hal ini membuat para PPDS di Indonesia merasa tidak dihargai dan cukup berat bagi mereka dalam menghadapi kondisi keuangan sehari-hari.