Di era media sosial saat ini, banyak sekali hal yang ditampilkan oleh orang-orang di platform tersebut. Mulai dari memiliki rumah di kawasan mewah, karier yang terus berkembang, hingga liburan yang tampaknya tak pernah berhenti baik di dalam maupun di luar negeri.
Namun, jika seseorang melihat segala sesuatu berdasarkan standar kebahagiaan orang lain, hal tersebut justru bisa menimbulkan tekanan dalam diri sendiri. Hal ini pada akhirnya bisa menghambat perasaan bahagia seseorang.
Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa dari RSUD Tarakan Jakarta, Zulvia Oktanida Syarif, “Banyak sekali standar sosial yang menjadi tekanan, seperti harus menikah di usia tertentu, atau harus sudah bekerja pada usia tertentu. Semua ini bisa menghambat seseorang untuk merasakan kebahagiaan.”
Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki ukuran kebahagiaan yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh keunikan dan perbedaan setiap individu, termasuk kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
“Dalam mencapai kebahagiaan, penting bagi seseorang untuk menerima dirinya yang unik dan melihat sisi positif dalam diri sendiri, bukan hanya terpaku pada hal-hal negatif,” ujar dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan, Yenny Sinambela, seperti dilansir dari Antara.
Dengan belajar menerima diri sendiri secara utuh, seseorang dapat lebih mudah meraih kebahagiaan sejati tanpa harus terbebani oleh standar sosial yang kadang tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan individu.
