Orang Asia lebih rentan terkena hipertensi dibandingkan ras lain di seluruh dunia. Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr Eka Harmeiwaty, Sp.S mengatakan hal tersebut berkaitan dengan faktor gen. Populasi Asia memiliki gen yang sensitif terhadap garam, yang meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi dibandingkan dengan ras lain seperti Eropa.
Faktor gen Asia yang sensitif terhadap garam ini dipengaruhi oleh budaya makan yang telah terbentuk sejak lama. Contohnya, masyarakat di Jepang, Korea, dan China cenderung menyukai makanan difermentasi seperti stinky tofu, kimchi, dan natto. Di Indonesia, makanan yang digemari juga identik dengan rasa asin seperti sambal, saos sambal, ikan asin, dan camilan kemasan.
Konsumsi garam berlebihan dapat menyebabkan resistensi cairan yang pada akhirnya meningkatkan volume darah dan tekanan darah tinggi. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penderita hipertensi di Indonesia mencapai 34,1 persen.
Banyak pasien hipertensi di Indonesia mengalami komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan cuci darah, bahkan di usia yang relatif muda. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi konsumsi garam dan menjaga tekanan darah agar bisa mencegah risiko hipertensi.
