Mobil listrik asal China telah berhasil mendominasi pasar kendaraan listrik global, termasuk di segmen Battery Electric Vehicle (BEV) dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Menurut penelitian dari Rho Motion, pabrikan China berhasil memegang pangsa pasar sebesar 76 persen secara global, terutama di negara-negara Eropa dan kawasan Asia Tenggara seperti Thailand dan Indonesia. Keberhasilan ini didukung oleh adopsi kendaraan listrik yang tinggi oleh sejumlah negara berkembang, serta dukungan subsidi pemerintah di berbagai negara terhadap BEV.
Penjualan mobil listrik dari China juga diprediksi terus meningkat karena minimnya persaingan dari produsen domestik di beberapa negara, serta subsidi yang masih berlaku hingga 2023. Hal ini memungkinkan para produsen mobil China untuk meraih pangsa pasar yang lebih luas, terutama dengan harga yang terjangkau. Para analis industri menyatakan bahwa dukungan pemerintah yang luas telah membantu industri kendaraan listrik China untuk tumbuh dan memasuki pasar global.
Pasar terbesar untuk mobil listrik China terjadi di Brazil, di mana mereka berhasil mendominasi 82 persen dari total pasar BEV dan PHEV. Di Eropa, China juga berhasil menguasai pasar EV di beberapa negara seperti Austria, Norwegia, Belanda, Swedia, dan Belgia. Di Asia Tenggara, penjualan mobil listrik China juga menunjukkan pertumbuhan yang pesat, terutama di Thailand dan Indonesia. Indonesia sendiri menjadi pasar EV China terbesar kedua di wilayah Asia Tenggara setelah Thailand.
Selain itu, harga mobil listrik China di Indonesia pun cukup terjangkau dengan beragam merek seperti BYD, Chery, MG, Wuling, dan lainnya. Dukungan pajak dari pemerintah Indonesia terhadap kendaraan listrik BEV juga turut mendukung harga yang terjangkau. Dengan demikian, mobilitas berkelanjutan dengan kendaraan listrik semakin menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat di Indonesia.