Liputan6.com, Jakarta Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap 24 Maret. Di 2025 ini, tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan global yang signifikan.
Menurut Global Tuberculosis Report 2024 yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO), pada 2023 terdapat sekitar 10,8 juta kasus baru TB di dunia, dengan 1,25 juta kematian akibat penyakit ini.
Jumlah ini menunjukkan sedikit penurunan dari tahun sebelumnya, tetapi TB tetap menjadi penyebab utama kematian akibat penyakit menular secara global.
Indonesia berada di peringkat kedua dengan jumlah kasus TB terbanyak di dunia, menyumbang sekitar 10 persen dari total kasus global. Pada 2023, terdapat sekitar 1,09 juta kasus baru TB di Indonesia dengan angka kematian mencapai sekitar 130 ribu jiwa, atau sekitar 17 kematian setiap jam.
Menurut Peneliti utama nasional vaksin TB, Prof. Erlina Burhan, vaksin TB telah dikembangkan sejak awal 2000-an dan sebelumnya menunjukkan perlindungan sekitar 50 persen dalam uji klinis fase 2b selama tiga tahun pada orang dewasa. Vaksin TB kandidat terkini disebut sebagai M72/AS01E. Vaksin ini tengah dalam uji klinis fase 3 yang dimulai sejak Maret 2024. Uji coba ini berlangsung di lima negara yakni Indonesia, Afrika Selatan, Kenya, Zambia, dan Malawi dengan melibatkan 20.000 subjek.
Menurut Erlina, vaksin ini berpotensi menjadi vaksin TB baru pertama dalam lebih dari satu abad.
“Vaksin ini berpotensi menjadi vaksin TB baru pertama dalam lebih dari satu abad yang melindungi remaja dan dewasa dari TB paru,” kata Erlina dalam temu media secara daring, Senin (24/3/2025).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat terdapat peningkatan kasus tuberkulosis atau TBC pada 2023. Pad 2022 capai 724 ribu kasus TBC, lalu meningkat menjadi 809 ribu kasus pada 2023. Di kota Bekasi, ada 11 ribu lebih warga ya…