Generasi Muda FKPPI: Komitmen dalam Menjaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI
Prof. Abdul Haris Fatgehipon mengungkapkan dimensi historis pembentukan TNI oleh kaum muda, yang didasari oleh kesadaran akan pentingnya pertahanan yang merdeka dan berbasis kedaulatan rakyat sejak dulu. Beliau menekankan bahwa kekuatan TNI pada masa revolusi tidak hanya mengandalkan senjata, tapi juga integritas dan loyalitas terhadap rakyat. UU TNI yang baru disahkan diharapkan menjaga semangat tersebut, bukan menghilangkannya.
Peran generasi muda dalam menjaga kontrol sipil terhadap militer dalam menghadapi tantangan kontemporer juga menjadi sorotan Prof. Abdul Haris. Menurut beliau, patriotisme bukanlah diam, namun terwujud dalam berbicara, berdiskusi, dan mengkritisi demi kepentingan republik. Suara Generasi Baru, Perubahan yang Bermakna menjadi tema sesi tanya jawab yang dinamis, dimana peserta menyuarakan kekhawatiran terhadap perluasan peran TNI di bidang non-militer yang dapat menciptakan ruang abu-abu antara fungsi sipil dan militer.
Namun, di tengah harapan agar TNI lebih siap menghadapi tantangan baru seperti siber, bencana iklim, dan ancaman non-tradisional lainnya, peserta forum juga menekankan pentingnya menjaga demokrasi dan supremasi sipil dalam setiap langkah. Disini, benih kesadaran tentang keterlibatan generasi muda dalam menentukan arah strategis bangsa semakin tumbuh. Sebagaimana disampaikan oleh Shandy, bahwa mereka bukanlah anti TNI, namun sebagai bagian dari keluarga besar TNI, mereka ingin militer dihormati atas pengabdian mereka, bukan ditakuti karena kekuasaannya.
Keberhasilan forum ini ditandai dengan penyerahan plakat kepada para narasumber dan ramah tamah di antara peserta yang hadir. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa generasi muda FKPPI menegaskan komitmennya dalam menjaga demokrasi dan mengembangkan peran TNI secara transformatif sesuai dengan semangat kepahlawanan dan keberpihakan pada rakyat.
