Bripka Rohmad, seorang bintara, menghadapi majelis dan berbagi kisah tentang kehidupan pribadinya. Dalam pengakuannya, dia mengungkapkan bahwa seluruh nafkah keluarganya ditopang oleh gaji bulanannya. Dengan seorang anak yang sedang kuliah dan seorang anak lain yang dilahirkan dengan keterbatasan mental, Rohmad merasa terjepit dalam situasi keuangan yang sulit. Meskipun demikian, ia memohon kepada pimpinan Polri agar memberikan kesempatan baginya untuk menyelesaikan tugas pengabdian hingga ia pensiun. Dengan suara parau, ia menegaskan bahwa insiden yang terjadi adalah bagian dari perintah pimpinan, bukan keputusan pribadi. Sebagai seorang Bhayangkara Brimob, Rohmad menekankan bahwa tindakannya hanyalah pelaksanaan tugas yang diberikan oleh atasannya, bukan atas kemauan pribadi.
