:strip_icc():format(webp):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,573,20,0)/kly-media-production/medias/5360662/original/024587700_1758714665-20250924_115603.jpg)
Lebih lanjut, instrumen ini tidak hanya untuk administrasi, tapi juga menjadi alat evaluasi. Dian, mencontohkan, jika skor sekolah tinggi tetapi skor siswanya rendah, berarti ada kesenjangan dalam pelaksanaannya.
“Jika sekolah memiliki skor IPK-PLKS yang tinggi, tapi siswanya rendah, ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi sekolah,” ujarnya.
Hasil penilaian juga dapat dijadikan dasar bagi pembuat kebijakan untuk memberi penghargaan atau insentif kepada sekolah yang benar-benar menunjukkan aksi nyata dalam kepedulian lingkungan.
Ke depan, instrumen ini diharapkan berkembang menjadi indeks nasional. Dengan adanya indeks tersebut, sekolah, siswa, dan guru dapat melihat sejauh mana perkembangan kepedulian lingkungan dan menentukan langkah perbaikan.
“Ini merupakan langkah awal. Harapannya, kita coba lebih banyak lagi untuk menjadi sebuah indeks nasional. Tentu ini bisa mempermudah bagi sekolah, siswa, dan guru untuk melihat sudah sejauh mana, dan juga untuk meningkatkan diri lebih jauh,” pungkas Dian.

