:strip_icc()/kly-media-production/medias/5024224/original/023748200_1732614472-quote-senyum.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Kanker payudara menjadi salah satu jenis kanker yang paling umum di Indonesia, dengan banyak pasien mengalami penolakan atau denial terhadap kondisi kesehatan mereka. Penolakan ini bukan hanya karena ketidakpercayaan terhadap diagnosis dokter, tapi juga dipengaruhi oleh rasa sakit, minimnya informasi, serta faktor budaya dan keluarga. Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Amalia Sari, menjelaskan, banyak pasien yang dapat hidup sehat setelah menjalani kemoterapi.
Ketakutan yang berlebihan sering kali menjadi penghalang bagi pasien untuk menerima kenyataan. Citra menakutkan tentang kanker payudara, seperti rambut rontok dan tubuh lemah, sering kali diperkuat oleh media. Linda, mengatakan,”Orang kemoterapi juga, nggak meninggal, banyak.”Â
Hal ini menunjukkan bahwa banyak pasien yang tetap bisa beraktivitas seperti biasa meskipun menjalani pengobatan. Kurangnya informasi juga menjadi faktor penyebab denial. Banyak perempuan tidak menyadari bahwa kanker payudara pada stadium awal biasanya tidak menimbulkan rasa sakit.Â
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin seperti SADARI (Periksa Payudara Sendiri) setiap bulan. “Sebulan, dua bulan, tiga bulan, nggak kemana-mana, dia di situ-situ aja, kita harus segera SADANIS (Periksa Payudara Klinis),” tambahnya.

