Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengapresiasi komitmen pemerintah dalam memerangi DBD. Ia menyatakan bahwa permasalahan DBD tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Diperlukan sinergi yang kuat untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya dengue, dan juga pentingnya pencegahan yang inovatif untuk melindungi masyarakat luas yang berisiko terkena DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof Dr Erwin Astha Triyono, dr SpPD KPTI FINASIM menjelaskan upaya pencegahan DBD di provinsi tersebut, termasuk program PSN dan pentingnya mengenali gejala penyakit.
Ibu Ketua PKK Provinsi Jawa Timur Periode 2019-2024, Hj Arumi Bachsin SE, menekankan pentingnya pencegahan DBD dari rumah masing-masing. Dia menyampaikan pengalamannya dan pentingnya 3M Plus dan vaksinasi.
Arumi mengatakan bahwa DBD adalah penyakit yang tidak memandang siapa yang terkena. Ia bersyukur belum pernah terkena DBD secara langsung, tapi tidak dengan suaminya, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak.
“Suami saya, Bapak Emil, pernah mengalaminya saat berada di Jepang. Namun, yang membuat saya dan keluarga sangat memperhatikan pencegahan DBD adalah pengalaman ayah saya dulu,” katanya.
“Dia memiliki teman yang kehilangan satu keluarga akibat DBD, meskipun mereka secara konsisten menerapkan 3M dan menjaga agar tidak ada genangan air di sekitar rumah. Setelah diselidiki, ternyata sumbernya adalah genangan air di belakang kulkas,” tambahnya.
Sejak saat itu, Arumi dan keluarga selalu menerapkan 3M Plus. “Terlebih lagi, sekarang kita memiliki pencegahan DBD yang komprehensif, tidak hanya melalui 3M Plus dari luar, tetapi juga melalui vaksinasi dari dalam,” katanya.